Guna mencegah penularan kasus penyakit Tuberculosis (TB) di Sumenep Madura, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FF UNAIR) turut menerjunkan Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) pada 10 – 11 September 2022. Hal ini beriring dengan Program Tuntas TB pada 2024 yang dideklarasikan oleh Bupati Sumenep sejak 27 Oktober 2020. Pada masa tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep berhasil menemukan 1520 kasus di seluruh Sumenep.

Tim Pengmas tersebut diketuai oleh Dr. apt. Abdul Rahem, M.Kes, dan beranggotakan 13 orang tim. Adapun tema yang dipilih adalah “Pendampingan Pengobatan dan Pencegahan Penularan Tuberculosis (TBC) melalui Keluarga Penderita di Kabupaten Sumenep”. Sasaran Pengmas adalah Kelompok Tani di Desa Bungbungan Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Kegiatan pengmas berupa pembentukan Kader TB Puskemas dan selanjutnya penyuluhan yang dilakukan oleh 2 kelompok tim pengmas yang dibagi ke dua tempat, yakni Madrasah Diniyah Nurul Jannah pada Sabtu (10/9/2022) dan Masjid Nurul Jannah pada Minggu (11/9/2022)
Sasaran terdiri dari 60 orang yang merupakan merupakan gabungan dari 2 kelompok tani, yaitu kelompok tani Sumber Rejeki Negara dan kelompok tani Bunga Desa Bungbungan. Hadir sebagai pemateri hari pertama, dokter spesialis penyakit paru pada Rumah Sakit Universitas Airlangga, Alfian Nur Rasyid, dr.Sp.P. (disapa Alfian) dan penanggung jawab kegiatan sekaligus ketua pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Provinsi Jawa Timur, Dr. Apt. Abdul Rahem, M.Kes (disapa Rahem).
Adapun materi hari kedua dilaksanakan pada Minggu (11/9/2022). Bentuk kegiatan berupa penyuluhan dan diskusi fasilitasi kesehatan yang dipandu oleh Dr. apt. Wahyu Utami, MS., Andi Hermansyah, S.Farm., M.Sc., Ph.D., Apt., dan Anila Impian Sukorini S.Si., M.Farm. Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang peserta. Selain dari masyarakat setempat, turut hadir para kelompok pengelola obat puskesmas, kader TB Puskesmas, serta apoteker praktik di fasilitas kesehatan lain.
Dilaksanakan dengan Kearifan Lokal

Kegiatan penyuluhan ini diawali dengan penanaman urgensi kegiatan serta penguatan pemahaman awam terkait TB oleh Rahem dan sepenuhnya menggunakan bahasa daerah Madura. Baru kemudian dilakukan penyuluhan utama serta fasilitasi kegiatan yang banyak juga diterjemahkan ke dalam bahasa Madura.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sekaligus memberikan edukasi pada masyarakat, maka dari itu penyampaian dilakukan dengan bahasa setempat agar masyarakat memahami secara sempurna” ujar Rahem.
Hal tersebut ditanggapi antusias oleh para peserta yang ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan.
“Banyak pertanyaan yang dilontarkan. Kami jawab juga dengan bahasa Madura” lanjut Rahem.
Pada hari kedua, dilakukan transfer knowledge oleh para dosen fakultas farmasi serta sesi diskusi teknis pelaksanaan Pengobatan dan Pencegahan Penularan Tuberculosis. Para peserta menyimak dengan baik serta menghendaki kegiatan ini dilakukan berkesinambungan.
Kontributor: Adistiar (085732806477)